Sifat manusia yang tak dapat dipungkiri, sudah melekat dan menjadi
hakikat manusia yaitu manusia merupakan makhluk sosial. Mahluk sosial adalah
mereka yang selalu hidup berkoloni atau tidak bisa hidup sendiri, selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat
Al-hujurat : 13
يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَـكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لِتَعَـرَفُواْ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عَندَ اللَّهِ أَتْقَـكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Wahai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan
Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling
bertaqwa di sisi Allah. “[al-Hujurat:13].
Ketergantungan terhadap orang lain pun tidak boleh menjadi sifat
yang melekat dalam diri kita meskipun kita adalah makhluk sosial yang tidak
bisa hidup sendiri. Wajar jika kita merasa terpuruk, merasa terasingkan ketika
kita berada dalam kesendirian. Tapi sungguh Islam memang luar biasa, dalam
keadaan apapun segalanya dapat menjadikan pelajaran.
Padang Mahsyar
Padang Mahsyar
Tempat dimana semua orang tidak dapat bergantung pada orang lain,
sifat yang menjadi hakikat manusia pada umumnya yaitu kehidupan sosial, tak
lagi kita temukan di tempat itu. Allah akan mengumpulkan seluruh manusia
setelah mereka bangkit dari kuburnya. Mereka berjalan menuju mahsyar, sebuah
tempat di mana Allah akan kumpulkan makhluk yang pertama hingga yang terakhir.
Mahsyar adalah sebuah tempat yang rata. Tidak ada tempat yang tinggi, tidak
pula ada gunung maupun bukit. Tempat yang rata, semua makhluk akan berkumpul di
sana.
“Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke
(mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran
roti yang bersih.” Sahl z dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda
(tempat keberadaan) bagi seorangpun.” (HR. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no.
790)
Matahari akan didekatkan terhadap kepala
makhluknNya. Maka, keluarlah keringat mereka yang akan menyiksa pemiliknya
sesuai dosa-dosa mereka ketika hidup di dunia. “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga
tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi
Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak
perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata.”–
Masing-masing mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan di
dunia, tak bisa lagi kita meminta tolong kepada orang lain, karena kelalaian
kita di dunia misalnya. Orang tua, keluarga, saudara, sahabat, mereka bukan
lagi orang yang kita anggap sebagai orang terdekat yang selalu menolong,
membantu, dan bekerja sama. Akan tetapi mereka seperti orang lain yang tak
mempunyai ikatan apapun dengan kita, karena mereka tak kalah sibuknya dalam
mempertanggungjawabkan amalan-amalan yang mereka lakukan di dunia.
Jangan takut! Jangan resah! Ketika kita berada dalam kesendirian,
karena Padang Mahsyar mengajarkan kita akan kemandirian ^_^ begitu pun berlaku
mandiri ^_^
Subhanallah.. sebuah analisis hasil iqra yang jernih.
BalasHapusBener, Neng.. dunia adalah tempat bersosialisasi. Meski demikian, kita dituntut untuk proporsional: tidak boleh menggantungkan harap pada selain-Nya dan dilarang egoistik.. sebab hanya di Mahsyar tempatnya kita mau tidak mau sangat egois (padahal waktu itu kita ingin sekali ada yang nolong ya?! :D )
Terkait juga dengan ayat yang redaksinya kira2 gini:"Di sana, pertolongan hanya dari Allah."
Keep Your Iqra up, Sis! sebab iqra adalah perintah pada ayat yang pertama turun.. dan ini berlaku untuk setiap muslim, meski kita bukan nabi, rasul, atau ulama.. :)
*btw, verifikasi katanya matiin dong...(_ _") wwkwwkkw!
makasih bang :)
BalasHapusiyaa, makasih buat tambahan ilmunya :)
udah dimatiin verifikasinya hehe