Beranda

Followers

Jumat, 15 Maret 2019

Makna Sebuah Nama – Tsaqib Ahsana Lubab


Beberapa bulan terakhir di masa kehamilan sebagai calon orang tua, tentunya mulai memikirkan nama terbaik untuk anaknya. Di usia kehamilan 6 bulan dilakukan USG, dek bayi masih belum mau ngasih tau jenis kelaminnya, di usia 7 bulan pun masih begitu. Di usia kehamilan 8 bulan akhirnya dokter memprediksi dek bayi perempuan, walaupun masih prediksi kasar, karena dek bayi nutupin terus alat kelaminnya. Oke, mungkin mau kasih surprise kali ya, atau biar calon ibuk dan ayahnya belajar kreatif dalam mempersiapkan kehadirannya, termasuk nyiapkan nama.

Sebagai seorang manusia tentunya punya keinginan, anak cewe atau cowo, Saya cenderung pengen laki dan Pak Suami cenderung pengen perempuan. Walaupun pada akhirnya, tentu, yang paling penting adalah kesehatan dan keselamatannya, apapun jenis kelaminnya, sebab itu point kebahagiaan paling utama dari sekedar keinginan laki atau perempuan.

Jadilah kami menyiapkan dua nama, satu laki dan satu perempuan. Kami utamakan cari nama buat perempuan dulu, karena mengacu hasil prediksi kasar dokter. Nama perempuan sudah final sejak awal, sedangkan nama laki masih belum final, hingga usg terakhir di bulan ke-sembilan. Dan USG terakhir ini dokter memprediksi kalau dek bayi adalah bujang.

“ini udah kelihatan jelas lakinya bu” kata dokter

Oke, kami segera finalisasi nama dek bujang. 

Tsaqib, berasal dari QS. Ath-Thariq : 3, an-najmu tsaqib artinya bintang yang bersinar. Sesuatu yang bersinar selalu identik dengan terang, mencerahkan. Jika sesuatu yang dilakukan oleh manusia menyebabkan cerah, maka kata yang dilakukannya adalah sebuah pencerahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “pencerahan” artinya proses, cara, perbuahkan” (kata kerja) mengandung makna menjadikan (menyebabkan) cerah (tidak suram, jernih, dan sebagainya). Kata “cerah” senapas dengan “terang”, “sinar”, “jernih”, lawannya  “gelap”, “keruh”, “suram”. Di sisi lain, cerah identik dengan berani. Keberanian untuk mendobrak segala kemungkaran, kejumudan, agar kelak melahirkan perubahan ke arah yang lebih baik dan menebar sinar kebermanfaatan yang menerangi diri dan sekitarnya.

Ahsana, secara bahasa ahsana merupakan bentuk fi’il muta’adi atau aktif transitif ahsana-yuhsinu-ihsanan yang artinya memperbaiki, membaguskan. Makna tersiratnya, memperbaiki dan membaguskan diri dalam dimensi akhlaq atau budi. Tidak sedikit orang yang memiliki pengetahuan tinggi tapi tidak memiliki budi baik, akibatnya kemampuan akalnya tidak digunakan untuk kemashlahatan manusia lainnya, malah tumbuh menjadi manusia-manusia yang takabur. Tingginya akal yang diimbangi dengan ketinggian budi (akhlaq baik), akan bermuara pada kebaikan, kebijaksanaan dalam mengelola akal. Pada akhirnya kemashlahatan tidak lagi menjadi barang mahal dari mereka yang memiliki akal cerdas.


Lubab, berasal dari kalimat ulil albab, menurut ensiklopedia bahasa ulu albab terdiri dari dua kata,  yaitu  “Ulu” jamak dari kata ala  dan  al-albab  jamak dari  kata  al-lubb. Kata ala, berarti ahlu (keluarga, sanak, kaum kerabat).  Sedangkan al-lubb berarti al-‘aqlu (akal), al-qalbu (hati), lubab (bagian terpenting), atau jawhar (inti).  Sehingga Ulu Albab diartikan orang-orang yang berakal. Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Al Mishbah arti orang berakal pada kalimat ulu albab, adalah sangat berkaitan dengan spiritualitasnya. Semakin cerdas akalnya semakin dekat dengan Rabb-nya. Lubab artinya bagian terpenting, ditunjukkan kepada kecerdasan akal. Yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal, maka akal menjadi bagian terpenting dalam diri setiap manusia. Dalam Al Quran kalimat ulu albab disebutkan sebanyak 16 kali. Salah satunya inspirasi itu muncul dari QS. Ali Imron 190. Ayat yang pertama kali kami lantunkan saat mulai mengetahui ada janin yang Alloh titipkan, sambil meneteskan air mata, kemudian dilanjutkan dengan empat ayat berikutnya. Ayat berikut mengisyaratkan bahwa betapa kuasa Alloh itu sangat agung, termasuk dalam proses penciptaan manusia. Sperma yang telah berjuang memenangkan kompetisinya dengan beribu-ribu bahkan berjuta sperma lainnya untuk bertemu dengan sel telur (ovum), menempel di dinding rahim, berkembang menjadi zigot, kemudian terus berkembang menjadi insan yang Alloh tiupkan ruhnya sejak dalam kandungan, dan lahir ke dunia dengan dikaruniai potensi akal, hati, fisik untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah fil ard (pemimpin di muka bumi), juga kewajibannya untuk beribadah kepada Alloh. Semua proses tersebut merupakan sumber pengetahuan (potensi akal), yang sejatinya semakin dimaknai, semakin mendekatkan diri kepada-Nya, semakin takjub akan kuasa-Nya, itulah makna lubab yang diambil dari kalimat ulu albab.

Maka, ada do’a yang kami sisipkan dalam namanya Tsaqib Ahsana Lubab ; anak laki-laki yang mencerahkan, cerdas akal tetapi tetap berbudi baik. Selamat mengarungi dunia untuk akhiratmu, Nak! Semoga kelak kau tumbuh menjadi insan yang menerangi diri dan sekitarmu, yang membawa mashlahat juga kebermanfaatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar