Beranda

Followers

Sabtu, 18 Agustus 2012

"Ramadhan memang ajaib"

Hari suci yang bersandingan dengan hari kemerdekaan menjadi satu paduan semangat yang luar biasa. Jika kemarin ramai dengan semangat merdeka, malam ini pun tak kalah semangatnya akan takbir yang ramai berkumandang.

Jika bulan Ramadhan merupakan ajang Pelatihan atau Training, maka 11 bulan kedepan adalah follow up atau tindak lanjutnya. Tanpa follow up sertifikat kelulusan tidak akan didapat. So, mau lulus??!! makanya follow up dulu dong :)

Satu bulan Ramadhan telah berlalu. Ramadhan bukan satu ajang untuk berlaga musim-musiman. Bukan pula seperti halnya mereka yang mengikuti trendnya zaman ini. Ya, hingga saat bulan Ramadhan, semua ikut bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, pengajian yang takkan pernah tertinggal siar di setiap channelnya, tapi terkadang aku merasakan kemirisan yang dalam, apakah tanggung jawab dan kesolehannya pun hanya mengikuti trend center saja? Lantas, setelah Ramadhan berakhir, mata menjadi kasat akan keindahan yang ditemukan di Bulan Ramadhan.  Kalau kata Ustadz Felix "tapi Ramadhan memang ajaib, ia mampu membuat perubahan 180 derajat. Sayangnya setelah Ramadhan banyak yang kembali bejad, ini pula yang sebabkan luka tak terperih bagai disulit api, perubahan di mata ternyata belum sampai ke akar hati". Dan aku selalu berharap setelah satu bulan Ramadhan ini tidak lantas semuanya berubah menjadi kembali tak patuhi aturan-aturan-Nya.

Ya, menilai orang itu memang tak se sulit menilai diri. Mengenali atau menilai diri sendiri yang harus diutamakan justru malah lebih sulit. Tapi sesulit apapun usahanya, selalu berusaha untuk menjadi yang lebih baik bagi yang ingin mengharapkan Ridha-Nya. Karena Allah telah berfirman, bahwa Dia membenci orang yang berbicara tanpa mirip dengan perlakuannya.

Terselif khilaf dalam tawa, terbesit luka dalam canda, terjatuh dosa dalam kata. Aku hanya insan seperti kalian yang tetap ingin berusaha untuk menjadi lebih baik. Di hari yang fitri ini adalah moment yang pas untuk saling fitrikan diri.

Taqabbalallahu mina wa minkum syiyamana wa syiyamakum..
Mohon maaf lahir dan bathin..

Happy eid mubarak :)

Senin, 13 Agustus 2012

Ke-INGIN-an itu bukan ke-BUTUH-an

Hari ini aku adalah pelajar yang masih terombang-ambing dengan status ku, mahasiswa belum, anak sekolahan pun udah beres. Dan kerjaannya pun tak karuan karena aku tak terbiasa dengan libur yang sangat lama. Baca-baca cerita orang, salah satu hal yang buat aku ngga terlalu boring di rumah, begitu pun bisa banyak ambil pelajaran.

***sekitar 4 bulan yang lalu***

Ya, hari itu hari dimana dipenuhi dengan pengenalan universitas. Satu per satu mereka memperkenalkannya dengan berbagai cara. Hingga kami berpikir bagaimana kelak kami seperti mereka satu tahun kedepan.

"saya! mahasiswa psikolog Unpad berjas biru!" dengan lantang satu dari temanku menyorakkan di depan kelas. Sebut saja Adi namanya. Adi menjelaskan dengan gayanya, sebagaimana orang psikolog yang telah sukses di kota besar sana.

"saya, mahasiswi fmipa ITB tepatnya kimia yang berjas ijo tua!!" teriak satu temanku yang lain, dengan semangat luar biasa. Sebut saja ia bernama Nurul. Ia pun tak ingin kalah menariknya ketika menirukan kaka-kaka yang mengenalkan Universitasnya.

"saya!! mahasiswi ahli gizi UGM!" Teriak kawanku yang tak mau kalah juga oleh teman-temannya. Sebut saja ia bernama Elis. Sudah seperti pakar ahli sukses saat ia menirukan gaya kaka-kakanya.

Hingga akhirnya mereka saling mengangkat keunggulan apa yang mereka INGINKAN nya. Dan keadaan kelas pun sudah seperti mereka yang sedang berdemo karena naiknya harga tempe dan tahu saat ini. Ah, tapi aku tak sedikitpun ikut-ikutan seperti mereka. Bukan karena tak ingin menyuarakan mimpiku, tapi tepat saat itu aku sedang ada dalam 2 pilihan yang bersebrangan dengan keINGINanku sendiri. Ya, sangat dilem, kalo anak jaman sekarang bilangnya GALAU BEUUD hehe

"kamu ngga ngenalin Univ mu, Ya? Ayo dong Ya, aku yakin kamu pun punya mimpi, kenalin dong sama kita-kita" Aku terkaget ketika temanku hendak mengajakku. Mereka pun ikut bingung ketika aku tak ikut gaduh seperti biasanya.

Ok, dan akhirnya aku ikut memanaskan kelas.
"Saya!! Mahasiswa fisika Unsoed berjas kuning!!" Aku pun tak sangka akan menyebutkan apa yang bukan aku INGINKAN saat itu. Begitu pun mereka tertohok, karena mereka tahu apa yang sedang Aku inginkan saat itu. Tiba-tiba aku paparkan dengan lantang dan hingga akhirnya aku pun ikut memanaskan kelas dengan mengangkat Univ yang aku teriakkan tadi di depan kelas.

Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah berakhir, aku dan teman-teman pun pulang ke asrama.

***

Dan saat ini aku berpikir, aku tersenyum-senyum saat mengingat 'kegilaan' aku dan teman-temanku sekitar 4 bulan yang lalu, hingga berteriak-teriak menyuarakan keINGINannya. Dan tentunya itu bagian dari rancangan mimpi kita.Tapi tentu pula, segalanya harus didasarkan karena Allah yang Sang Pemberi keputusan. Begitu pun atas pertimbangan orang tua dan keluarga kita, karena mereka tahu semua tentang kita. Terkadang orang tua atau keluarga menjadi pendukung kuat dan terkadang pula mereka menjadi penentang terkuat juga. Tapi apapun itu mereka inginkan kita jadi yang terbaik, dan ingatlah bahwa ridho allah bersama ridha orang tua. Dan sekarang aku tersadar bahwa "Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan memberi apa yang kita inginkan"

"hey, Aya, lagi apa kamu? ko ngelamun. Ayo mandi sana, hari ini kan kau ada les english" tepuk Ibuku saat Aku melamun.