Hari ini aku adalah pelajar yang masih terombang-ambing dengan
status ku, mahasiswa belum, anak sekolahan pun udah beres. Dan
kerjaannya pun tak karuan karena aku tak terbiasa dengan libur yang
sangat lama. Baca-baca cerita orang, salah satu hal yang buat aku ngga
terlalu boring di rumah, begitu pun bisa banyak ambil pelajaran.
***sekitar 4 bulan yang lalu***
Ya, hari itu hari dimana dipenuhi dengan pengenalan universitas. Satu per satu mereka memperkenalkannya dengan berbagai cara. Hingga kami berpikir bagaimana kelak kami seperti mereka satu tahun kedepan.
"saya! mahasiswa psikolog Unpad berjas biru!" dengan lantang satu dari temanku menyorakkan di depan kelas. Sebut saja Adi namanya. Adi menjelaskan dengan gayanya, sebagaimana orang psikolog yang telah sukses di kota besar sana.
"saya, mahasiswi fmipa ITB tepatnya kimia yang berjas ijo tua!!" teriak satu temanku yang lain, dengan semangat luar biasa. Sebut saja ia bernama Nurul. Ia pun tak ingin kalah menariknya ketika menirukan kaka-kaka yang mengenalkan Universitasnya.
"saya!! mahasiswi ahli gizi UGM!" Teriak kawanku yang tak mau kalah juga oleh teman-temannya. Sebut saja ia bernama Elis. Sudah seperti pakar ahli sukses saat ia menirukan gaya kaka-kakanya.
Hingga akhirnya mereka saling mengangkat keunggulan apa yang mereka INGINKAN nya. Dan keadaan kelas pun sudah seperti mereka yang sedang berdemo karena naiknya harga tempe dan tahu saat ini. Ah, tapi aku tak sedikitpun ikut-ikutan seperti mereka. Bukan karena tak ingin menyuarakan mimpiku, tapi tepat saat itu aku sedang ada dalam 2 pilihan yang bersebrangan dengan keINGINanku sendiri. Ya, sangat dilem, kalo anak jaman sekarang bilangnya GALAU BEUUD hehe
"kamu ngga ngenalin Univ mu, Ya? Ayo dong Ya, aku yakin kamu pun punya mimpi, kenalin dong sama kita-kita" Aku terkaget ketika temanku hendak mengajakku. Mereka pun ikut bingung ketika aku tak ikut gaduh seperti biasanya.
Ok, dan akhirnya aku ikut memanaskan kelas.
"Saya!! Mahasiswa fisika Unsoed berjas kuning!!" Aku pun tak sangka akan menyebutkan apa yang bukan aku INGINKAN saat itu. Begitu pun mereka tertohok, karena mereka tahu apa yang sedang Aku inginkan saat itu. Tiba-tiba aku paparkan dengan lantang dan hingga akhirnya aku pun ikut memanaskan kelas dengan mengangkat Univ yang aku teriakkan tadi di depan kelas.
Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah berakhir, aku dan teman-teman pun pulang ke asrama.
***
Dan saat ini aku berpikir, aku tersenyum-senyum saat mengingat 'kegilaan' aku dan teman-temanku sekitar 4 bulan yang lalu, hingga berteriak-teriak menyuarakan keINGINannya. Dan tentunya itu bagian dari rancangan mimpi kita.Tapi tentu pula, segalanya harus didasarkan karena Allah yang Sang Pemberi keputusan. Begitu pun atas pertimbangan orang tua dan keluarga kita, karena mereka tahu semua tentang kita. Terkadang orang tua atau keluarga menjadi pendukung kuat dan terkadang pula mereka menjadi penentang terkuat juga. Tapi apapun itu mereka inginkan kita jadi yang terbaik, dan ingatlah bahwa ridho allah bersama ridha orang tua. Dan sekarang aku tersadar bahwa "Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan memberi apa yang kita inginkan"
"hey, Aya, lagi apa kamu? ko ngelamun. Ayo mandi sana, hari ini kan kau ada les english" tepuk Ibuku saat Aku melamun.
***sekitar 4 bulan yang lalu***
Ya, hari itu hari dimana dipenuhi dengan pengenalan universitas. Satu per satu mereka memperkenalkannya dengan berbagai cara. Hingga kami berpikir bagaimana kelak kami seperti mereka satu tahun kedepan.
"saya! mahasiswa psikolog Unpad berjas biru!" dengan lantang satu dari temanku menyorakkan di depan kelas. Sebut saja Adi namanya. Adi menjelaskan dengan gayanya, sebagaimana orang psikolog yang telah sukses di kota besar sana.
"saya, mahasiswi fmipa ITB tepatnya kimia yang berjas ijo tua!!" teriak satu temanku yang lain, dengan semangat luar biasa. Sebut saja ia bernama Nurul. Ia pun tak ingin kalah menariknya ketika menirukan kaka-kaka yang mengenalkan Universitasnya.
"saya!! mahasiswi ahli gizi UGM!" Teriak kawanku yang tak mau kalah juga oleh teman-temannya. Sebut saja ia bernama Elis. Sudah seperti pakar ahli sukses saat ia menirukan gaya kaka-kakanya.
Hingga akhirnya mereka saling mengangkat keunggulan apa yang mereka INGINKAN nya. Dan keadaan kelas pun sudah seperti mereka yang sedang berdemo karena naiknya harga tempe dan tahu saat ini. Ah, tapi aku tak sedikitpun ikut-ikutan seperti mereka. Bukan karena tak ingin menyuarakan mimpiku, tapi tepat saat itu aku sedang ada dalam 2 pilihan yang bersebrangan dengan keINGINanku sendiri. Ya, sangat dilem, kalo anak jaman sekarang bilangnya GALAU BEUUD hehe
"kamu ngga ngenalin Univ mu, Ya? Ayo dong Ya, aku yakin kamu pun punya mimpi, kenalin dong sama kita-kita" Aku terkaget ketika temanku hendak mengajakku. Mereka pun ikut bingung ketika aku tak ikut gaduh seperti biasanya.
Ok, dan akhirnya aku ikut memanaskan kelas.
"Saya!! Mahasiswa fisika Unsoed berjas kuning!!" Aku pun tak sangka akan menyebutkan apa yang bukan aku INGINKAN saat itu. Begitu pun mereka tertohok, karena mereka tahu apa yang sedang Aku inginkan saat itu. Tiba-tiba aku paparkan dengan lantang dan hingga akhirnya aku pun ikut memanaskan kelas dengan mengangkat Univ yang aku teriakkan tadi di depan kelas.
Bel berbunyi, tanda pembelajaran telah berakhir, aku dan teman-teman pun pulang ke asrama.
***
Dan saat ini aku berpikir, aku tersenyum-senyum saat mengingat 'kegilaan' aku dan teman-temanku sekitar 4 bulan yang lalu, hingga berteriak-teriak menyuarakan keINGINannya. Dan tentunya itu bagian dari rancangan mimpi kita.Tapi tentu pula, segalanya harus didasarkan karena Allah yang Sang Pemberi keputusan. Begitu pun atas pertimbangan orang tua dan keluarga kita, karena mereka tahu semua tentang kita. Terkadang orang tua atau keluarga menjadi pendukung kuat dan terkadang pula mereka menjadi penentang terkuat juga. Tapi apapun itu mereka inginkan kita jadi yang terbaik, dan ingatlah bahwa ridho allah bersama ridha orang tua. Dan sekarang aku tersadar bahwa "Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan memberi apa yang kita inginkan"
"hey, Aya, lagi apa kamu? ko ngelamun. Ayo mandi sana, hari ini kan kau ada les english" tepuk Ibuku saat Aku melamun.
asik beud deh ....
BalasHapusyg ana sebut sekarang "saya masih berstatus pengangguran"
sedikit curhat peh, kalo dirasa sdkit miris ana skarang tapi rencana-Nya selalu indah :)
hahaha, pengangguran, cari kerja cari kerja dah haha
BalasHapusiya roh, bener banget, inget teh kita sok bela belain demi institut itu gening. Eh gpp ketang tanpa kita nyimpen mimpi mau disana, belajar atau usaha kita ngga bakal abis-abisan gitu, iya ga? hehe