"Pada akhirnya saya semakin yakin
bahwa tugas manusia adalah ikhtiar sekuat tenaga, setelah itu sikap pasrah
adalah sikap tawadhu kita sebagai hamba yang menyadari bahwa setiap ikhtiar
panjang perlu campur tangan Tuhan, jalan-jalanNya selalu mengejutkan"
Tulisan ini bukan tips dan trik lolos, tapi sedikit sharing
pengalaman yang pernah dilalui aja. Saya bukan orang yang mengamalkan
peribahasa vini vidi vici (sekali datang dan terus menang) untuk masalah ngejar
beasiswa, kurang lebih 5 kali ditolak sana sini, ada yang tinggal selangkah
lagi, dan bahkan ada yang seleksi administrasi pun gak lolos hehe. Cukup
melelahkan kurang lebih 2 tahun, sampai pada titik pasrah atas segala ikhtiar
yang dilakukan. Akhirnya, dengan modal Bismillah melanjutkan studi dengan biaya
pribadi, sambil tetap berikhtiar apply beasiswa. Beberapa bulan setelah
menjalankan kuliah, ternyata Beasiswa Unggulan (BU) menjadi muara dari
perjalanan panjang si pemburu beasiswa ini, tepatnya batch 2 tahun 2018.
Alhamdulillah, rezeki hadir saat ada pada titik pasrah atas ikhtiar panjang
yang dilakukan, Allah berikan muara terbaik lewat BU.
Kenapa terbaik? Btw, BU itu bisa cuti dan alurnya
gak ribet. Saya sebagai bumil merasa diberikan kelonggaran memanfaatkan cuti
untuk melahirkan hehe
Oke, langsung aja sedikit sharing tentang gambaran umum BU ya.
Tahapan seleksi BU ada dua, yakni seleksi administrasi dan wawancara. BU juga
ada dua jenis penerima, pertama on-going (sudah
berlanjut kuliah, semester 2, 3, atau 4 jika magister) dan mahasiswa baru
(sudah punya LOA, belum menyelesaikan perkuliahan di semester 1). Selanjutnya,
untuk persyaratan administrasi secara rinci bisa dilihat di https://beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/.
Beberapa yang jadi pertanyaan saya saat daftar akan sedikit sharing disini,
selebihnya boleh baca-baca dulu di webnya ya.
Yang harus disiapkan?
Semua persyaratan yang tertera di web BU, trik melakukan wawancara
plus mental. Jangan lupa baca-baca FAQ di halaman web BU, karena banyak yang
masih sifatnya umum di persyaratan BU. BU biasanya dibuka tidak hanya sekali
dalam setahun, jadi siap-siap pantengin terus webnya ya.
Tentang prestasi tingkat nasional?
2 tahun terakhir ini sebenarnya saya juga gak punya aktivitas
akademis apapun, apalagi prestasi nasional. Tapi untungnya masih 3 tahun yang
lalu pernah jadi peserta PIMNAS, dan itu pun gak sampe juara. Selebihnya upload
sertifikat-sertifikat seminar dan workshop walaupun bukan tingkat nasional.
Jadi, masukkan aja bukti aktivitas yang kira-kira menurutmu paling berbobot dan
itu bisa jadi bahan pertimbangan si penyeleksi, gak ada salahnya nyoba, dari
pada gak sama sekali, karena di BU penolakan gak langsung lewat system kaya
beberapa beasiswa lain yang jika gak sesuai langsung ditolak.
Proposal rencana studi dan essay?
Tahan ini biasanya banyak yang tersendat menghabiskan waktu lama,
perlu referensi untuk mulai menulis. Saya pun termmasuk orang yang cari
referensi sana sini. Untuk tema besarnya sudah ditentukan oleh pihak BU, sedang
untuk alur dan tata cara penulisan gak ada aturan pasti sih. Nah, untuk
memudahkan nulis silahkan contoh essay dan proposal rencana studi saya bisa
download di sini.
Tapi tetep keep creative ya..
Apa saja yang dibiayai BU?
Biaya SPP, uang saku, dan uang buku. Biasanya skema pembiayaan
setiap tahun berbeda-beda, ada yang langsung ditentukan pihak kemendikbud, ada
juga skemanya kita ngajukan dulu. Untuk tahun ini skemanya ngajukan setiap pos
pembiayaan di awal semester, kemudian saat kontrak sudah keluar sampai dengan
akhir. BU gak ngasih ketentuan berapa nominal yang diajukan, sesuai kebutuhan
kita saja. Tapi pihak BU sudah punya batas maksimal pengajuan setiap pos biaya.
Jadi misalkan kita mengajukan lebih dari batas maksimal, akan diberikan pada
nominal batas maksimal saja, jika pengajuan kurang dari batas maksimal, maka
akan diberikan sesuai dengan pengajuan. Jadi, saran saya ajukan aja
segede-gedenya, tapi tetep relevan ya hehe. Oh iya, setiap daerah nominal uang
buku dan uang saku itu sama, yang beda cuman biaya SPP aja, maka buat yang pada
lanjut studi di kota-kota besar, harap bersabar dan bersyukur aja ya hehe
Contoh ajuan pembiayaan : kemaren itu saya ngajukan biaya buku Rp
2.000.000,- untuk 1 tahun, karena biaya buku ini hitungannya per tahun; sedang
untuk biaya hidup (uang saku) Rp 12.000.000,- per 6 bulan, artinya 2.000.000,-
perbulan. Sedang biaya SPP sesuai dengan biaya yang diajukan karena system
pelaporannya reimburse (setor kwitansi pembayaran SPP), jadi kalo ini pasti
sesuai. Nah, saat kontrak nominal yang keluar kurang dari nominal yang diajukan
–beda tipis-tipis sih, mayan- hehe. Maka yang keluar di kontrak itu adalah
nominal maksimal pihak BU.
Tahap pencairan?
Pencairan dilakukan 4 tahap (jika awardee merupakan mahasiswa baru
magister), setiap tahap dicairkan 3 minggu setelah mengisi BU report, dan untuk
tahap 1 dicairkan 3 minggu setelah kontrak. Setiap tahap tidak dicairkan sesuai
nominal tiap semesternya, tapi sudah ditentukan pihak BU, dengan rincian yang
sudah diberikan sejak awal. Jadi bisa saja SPP semester 3 dicairkan di tahap 3
atau biaya buku dicairkan langsung di awal. Pencairan banyaknya nominal setiap
tahap adalah kewenangan pihak BU.
Kontrak setelah jadi awardee?
Yang paling kerasa sih IPK gak boleh kurang dari 3.00, selebihnya
normatif, semacam harus berkelakuan baik, menaati peraturan, dll.
Oke, mungkin cukup dulu. Selamat mencoba ya..
Pada akhirnya saya semakin yakin bahwa tugas manusia adalah
ikhtiar sekuat tenaga, setelah itu sikap pasrah adalah sikap tawadhu kita
sebagai hamba yang menyadari bahwa setiap ikhtiar panjang perlu campur tangan
Tuhan, jalan-jalanNya selalu mengejutkan.
Bandung, 29 Oktober 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar