Orang banyak mengenalnya kampung inggris (walau sudah banyak menawarkan bahasa lain). Tepatnya di Kediri, Jawa Timur.
Hari pertama sampai Pare, istirahat sejenak, malamnya langsung orientasi di camp, dan kebetulan malam itu adalah malam pertama mengawali se-pekan ke depan, segala pelanggaran satu minggu ke belakang sudah dievaluasi, jadi ada semacam agenda untuk mengawali pekan baru, namanya Welcoming Weekly. Isi kegiatannya mirip-mirip Language Exhibition dan muhadoroh di pondok dulu. Setelah selesai, mulai diperkenalkan dengan peraturan dan punishment di camp, berupa point pelanggaran. Ba'da magrib dan subuh conversation, vocabulary, discuss, dan lainnya, jadi jangan harap habis subuh tidur lagi ya. Sore, jalanan ramai, orang pulang kursus pakai sepeda, dan suara ngaji dari speaker masjid menjelang magrib selalu dilantunkan di setiap masjid. Dan ini fiks ingatan saya serasa dikembalikan ke beberapa tahun yang lalu. Pikir saya, ini mesti banyak orang-orang Gontor yang punya pengaruh disini, karena asatidz saya banyak alumni Gontor.
PARE rasa Gontor..
Nah menurut wikipedia, konon perintis kampung inggris ini adalah Mr. Kalen Osen alumni gontor, beliau terinspirasi dengan salah satu warga Pare Kyai Yazid ibnu Thohir, yang sering dijadikan juru bicara presiden soekarno saat berkomunikasi dengan orang asing. Mr. Kalen Osen yang mendirikan salah satu lembaga kursus di Pare, sampai hari ini masih termasuk kursusan yang eksis diantara puluhan bahkan ratusan kursusan yang ada di Pare.
Ternyata bener dugaan saya, Pare rasa Gontor. Maka jangan heran jika hidup di Pare serasa jadi Alif di film 5 Menara. APA SIH
PARE rasa Gontor..
13:04 WIB
Pare, 28 Oktober 2016