Rumah adalah tempat untuk beristirahat kala lelah, bercerita kala penat, bercengkrama kala hidup yang kadang penuh dengan formalitas dan tekanan. Kreativitas hanya akan menjadi jargon belaka jika akal hanya digunakan untuk sekedar menyelesaikan 'tugas' semata, ah formalitas. Mahasiswa sejatinya manusia yang merdeka dalam pikiran, bukan sekedar dikte atau doktrin semata, sehingga kreativitas akan terbuka lebar bagi mereka yang merdeka dalam berpikir. Mengenal batasan tidaklah mudah dalam memerdekakan pikiran, karena ilmu yang ada di alam ini begitu luas, maka berpijak terhadap asumsi-asumsi dasar ideologis adalah alarm dalam memerdekakan pikiran. Bukankah kita tidak hadir di dunia ini secara tiba-tiba? Ya, karena hidup bukan sedang bermain dadu yang muncul angka secara tiba-tiba, atau bahkan kebetulan, begitu kata ilmuwan terhebat abad 20 Albert Einstein. Maka ada Sang 'Pemilik' Alam, Sang Maha Pencipta, pemilik ilmu dari segala ilmu. Pada akhirnya kebebasan berpikir akan mengantarkan pada kreativitas yang berujung terhadap kebermanfaatan umat. Karena sejatinya manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’no:3289).
Ideologi merupakan suatu pemikiran mendasar dan patokan asasi tingkah laku (lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36). Keterbaharuan sistem belajar di sekolah menggunakan bangku, kesesuaian arah kiblat, keterbaharuan ilmu 'umum' yang masuk menjadi pelajaran di sekolah islam, dakwah menggunakan alat musik, dan lain-lain tidak akan pernah ada tanpa ideologi yang dipegang teguh, hingga sebutan kafir pernah menjadi label bagi orang yang memegang teguh ideologi ini, itulah KH. Ahmad Dahlan. Tepat hari ini 104 tahun yang lalu 18 Nopember 1912 KH. Ahmad Dahlan melembagakan ideologi ini dalam dibentuk organisasi, yang khas dengan keterbaharuan dan kemurnian tauhidnya, itulah Muhammadiyah. Spirit keterbaharuan ini menjadi spirit gerakan bersama, pasca muktamar ke 47 di Makasar, Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai Gerakan Islam Berkemajuan.
Menurut Abdu Mu'ti ada lima etos islam berkemajuan yang menjadi pijakan dalam ragamnya hidup :
Pertama, Tauhid yang murni
Kedua, Memahami Al Qur’an dan As Sunnah secara mendalam
Ketiga, Melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif
Keempat, Berorientasi kekinian dan masa depan
Kelima, Bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama
Tauhid murni menunjukkan bahwa segala praktik ibadah yang dilakukan sejatinya berujung pada pengembaraan Illahi, yakni semakin mendekatkan diri dengan Tuhannya. Dalam pengembaraannya, qur'an dan sunnah menjadi rujukan tanpa harus condong kepada siapapun madzhabnya, hal ini mengajarkan kita untuk selalu memiliki dasar yang pasti dalam melakukan sesuatu (ibadah), bukan sekedar taklid (beribadah tanpa dasar), karena bagi Muhammadiyah pemahaman Qur'an dan Sunnah masih sangat terbuka lebar. Zaman yang kian hari kian berkembang begitu cepat, membuat Muhammadiyah harus cepat pula dalam mengambil langkah dakwah yang sesuai zaman, hal ini tidak akan mungkin jika kita beribadah hanya sebatas taklid. Maka langkah tajdid (pembaharuan) yang menjadi ciri khas Muhammadiyah lahir dari pemahaman al-qur'an dan as-sunnah yang mendalam.
Allah memberikan potensi akal dan hati kepada manusia. Fungsi akal yang nantinya akan digunakan untuk pengembaraan ilmu, dan fungsi hati yang nantinya akan berujung pada budi yang baik. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah, tidak ada yang bisa dipetik dan dinikmati. Maka aktualisasi dari pengembabaraan ilmu dituangkan dalam bentuk amal. Amal yang dilakukan secara bersama akan lebih kokoh daripada amal yang hanya dilakukan perseorangan, karena bangunan kokoh tidak berdiri hanya sebatas tumpukan batu bata, tapi butuh semen, pasir, besi, dan lain-lain.
IMM merupakan gerakan dakwah Muhammadiyah di kalangan mahasiswa. IMM merupakan laboratorium intelektual Muhammadiyah, karena sejatinya mahasiswa dianggap sebagai manusia dengan tingkatan pemahaman keilmuan tinggi. Maka haus akan ilmu dan terus berpikir dalam mencari kebenaran adalah cara bersyukur terbaik bagi kader IMM dalam memanfaatkan fungsi akal yang telah diberikan Allah.
IMM Soedirman merupakan satu-satunya organisasi otonom Muhammadiyah yang berada di UNSOED, maka sejatinya IMM Soedirman harus mampu menampilkan mahasiswa dengan 'wajah' Muhammadiyah di tengah kampus yang universal, yakni dalam betuk pikiran, perkataan dan perbuatan. Kampus yang bukan milik Muhammadiyah menjadi tantangan dakwah menarik bagi kader IMM Soedirman. Di tengah keberagaman ideologi kampus, IMM Soedirman harus mampu menjaga, merawat atau bahkan menyebarkan ideologi Muhammadiyah, maka berprestasi dan berkarya adalah cara terbaik dalam menampilkan 'wajah' Muhammadiyah. Hal tersebut tidak akan mungkin dilakukan oleh orang yang tidak percaya diri dan kurang memahami Muhammadiyah itu sediri.
IMM Soedirman adalah rumah untuk menjaga ideologi kala dibenturkan dengan berbagai pikiran yang menarik kita ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang, ke atas ataupun ke bawah. Maka strategi dakwah kurtural sering digunakan IMM Soedirman dalam menjaga marwah organisasi di tengah kampus yang banyak menuntut kita untuk beraktivitas dengan formal. Berada di tengah-tengah (ummatan wasathon) adalah tujuan untuk menjadi bijak dalam bersikap. Bagi kader IMM berprestasi dan berkarya adalah cara mengaktualisasi ilmu dalam bentuk amal, dan kebermanfaatan menjadi tujuan. Bermanfaat dimanapun, berprestasi dimanapun, berkarya dimanapun, karena itu bagian dari menjaga marwah IMM sebagai laboratorium intelektual Muhammadiyah yang selalu haus akan ilmu dan kebermanfaatan. Tapi... Jangan lupa pulang :)
Pulanglah...
Bukan untuk mengikatmu dalam kreativitas juga aktivitasmu. Tapi untuk sekedar memberi puputk agar kau tumbuh menjulang lebih tinggi, kuat dan kokoh.
Pulanglah..
Untuk sekedar meregangkan badan selepas aktivitas lelahmu, atau bahkan hanya untuk meneguk air putih dikala haus dalam kompetisimu. Bukankah di luar sana hidup itu penuh dengan kompetisi?
Pulanglah..
Untuk sekedar mengingat bahwa ada rumah pijakan segala aktivitasmu, rumah yang telah dibangun penuh perjuangan, penuh keterbaharuan, penuh spirit dalam menegakkan kebenaran. Apakah kau sudah menjaganya? atau tak apalah hanya sekedar menengok? Agar kau kuat, tetap berpijak saat kemanapun kau pergi, karena hidup ini penuh kompetisi.
Terima kasih IMM..
Terima kasih Muhammadiyah..
SELAMAT MILAD PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH KE 104
(18 Nopember 1912 - 18 Nopember 2016)
Tetap dan terus berkemajuan..
SELAMAT BER-DAD IMM SOEDIRMAN UNSOED
"Berkarakter Islami, Menjadi Kader Berkemajuan"
(18-20 Nopember 2016)
Semoga kesuksesan dan kelancaaran menyertai kalian yang sedang bersilaturahmi dan silatulfikr
Selamat berproses...
Pukul 00 : 50 WIB
Pare Kediri, 18 Nopember 2016
Halida Rahmi Luthfianti
(Kabid Riset dan Pengembangan Keilmuan IMM Soedirman 2014 & 2015)