Beranda

Followers

Kamis, 17 Januari 2013

(Tak Sempurna) Tutup Satu Mata



(TAK SEMPURNA) TUTUP SATU MATA

“saya benci dinamika!!” Bincang salah seorang penumpang bus saat melihat dua anak yang terus bergerak, lari-lari di dalam bus.

Penumpang itu adalah seorang Ibu yang sedang beristirahat tenang menuju kepulangannya setelah melakukan segala aktivitas yang lelah seharian, sebutlah ia adalah seorang pegawai negeri yang bekerja full dari pagi hingga sore kemudian ada kegiatan lain yang harus ia kerjakan sampai larut malam. Dan tepat di dalam bus itu terdapat dua anak kecil yang terus bolak-balik dari depan ke belakang bus dengan bahagianya. Dua anak kecil itu adalah anak yang dibawa oleh seorang ayah yang tampak tenang duduk di kursi belakang bus sambil tersenyum meliahat kedua anaknya. Penumpang itu merasa terganggu akan dua anak kecil yang terus bolak-balik di dalam bus, begitu pun penumpang yang lain.

“Pak, maaf itu anak Bapak?” Tanya si ibu yang merasa terganggu.

“iya bu, ada apa ya?” Tanya ayah dari kedua anak kecil itu.

“anak bapak dari tadi lari-lari dari depan ke belakang, bolak-balik, mengganggu banyak penumpang yang sedang istirahat, Pak. Kenapa Bapak tak marahi mereka? Bapak malah tersenyum melihat anaknya mengganggu kenyamanan penumpang. Hari sudah malam Pak, kami ingin beristirahat.” Jelas Si Ibu yang merasa terganggu.


“maaf Bu, kenapa dari tadi saya hanya tersenyum melihat anak-anak saya yang hendak berlari-lari di dalam bus? Karena saya sangat senang melihat kedua anak saya yang hendak bisa kembali tersenyum bahagia, setelah satu minggu kemarin mereka selalu menangis, bersedih, bersedih dan bersedih, karena ditinggalkan Ibunya untuk selama-lamanya. Ibu mereka meninggal dunia.” Jelas ayah dari kedua anak kecil itu.

“oh maaf ya, Pak. Saya kira mereka seperti anak kecil lain, yang hendak berulah karena kenakalannya.” Sambung Si Ibu yang merasa terganggu.[1]

Terkadang kita hanya melihat atau memandang sesuatu hanya dari satu satu sisi saja. Kita tak pernah tau bahwa ada sesuatu makna yang lebih berharga dari apa yang kita tahu. Si penumpang memang butuh istirahat karena kelelahannya, begitu pun penumpang lainnya merasa terganggu akan dua anak kecil pada cerita di atas, tapi lantas terganggunya mereka membuat dua anak kecil itu meloncat menjadi bahagia dari kesedihan karena ditinggalkan ibunya. Dan bentuk segitiga pun tak akan punya nama segitiga saat kita hanya memandang satu sisi, ia hanya punya satu garis lurus, lantas apa bedanya segitiga dengan garis lurus?

Begitu pun saat kita menutup satu mata kita, maka penglihatan tak akan lebih sempurna dari apa yang kita lihat dengan dua mata kita. Coba kita tutup satu mata kita dengan tangan lalu lihatlah pemandangan alam yang ada di sekitar kita saat kita hendak berwisata ke taman bungan di kota manisan sana, lalu setelah itu buka satu mata yang ditutup dan lihatlah pemandangan alam itu dengan dua mata. Dan perbedaan apa yang dirasakan? Tentu lebih indah, lebih nikmat memandang dengan dua mata bukan? Maka begitupun saat kita melihat suatu masalah, suatu hal, atau pun seseorang jangan sampai kita memandang dengan menutup satu mata kita, sering kita dengar di telinga kita bahwa “jangan pandang orang dengan sebelah mata”. Pergunakan dua mata kita untuk memandang suatu permasalahan, seseorang, atau sesuatu agar lebih ‘sempurna’ menghadapinya.

Dalam perspektif luasnya saat kita memandang sesuatu yang menurut kita menyebalkan atau tidak suka, maka alihkan terlebih dahulu ketidak sukaan ini dengan tidak hanya memandang satu sisi terhadap apa yang menjadi ketidak sukaan kita. Jadi kita tidak lantas dengan cepatnya menjudge sesuatu itu dengan hal negative. Karena yang harus kita ingat bahwa semua yang ada di dunia ini mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Maka analisis menjadi satu hal yang sangat urgen saat kita menghadapi suatu masalah. Saat kita meninjau dari berbagai sisi, maka kita akan tahu apa yang menjadi negative dan positive nya, maka problem solving atau pemecahan masalah inilah yang selanjutnya akan kita gunakan.

Singkatnya, dari cerita di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa saatnya memandang seseorang atau sesuatu itu dari berbagai sisi, tidak hanya dari satu sisi saja, karena disisi lain ‘mereka’ punya sesuatu yang lebih berharga dan bermakna.
Yuuk, saatnya Keep positive thinking!! Husnudzon :-)


[1] Cerita diambil ini dari Mas Subekti Ridho (Ketua Umum PD IPM Kab. Banyumas) saat rapat berlangsung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar