Beranda

Followers

Kamis, 27 Oktober 2016

Pare Rasa Gontor

Gambar diambil dari ojek saat OTW

PARE
Orang banyak mengenalnya kampung inggris (walau sudah banyak menawarkan bahasa lain). Tepatnya di Kediri, Jawa Timur. 

Hari pertama sampai Pare, istirahat sejenak, malamnya langsung orientasi di camp, dan kebetulan malam itu adalah malam pertama mengawali se-pekan ke depan, segala pelanggaran satu minggu ke belakang sudah dievaluasi, jadi ada semacam agenda untuk mengawali pekan baru, namanya Welcoming Weekly. Isi kegiatannya mirip-mirip Language Exhibition dan muhadoroh di pondok dulu. Setelah selesai, mulai diperkenalkan dengan peraturan dan punishment di camp, berupa point pelanggaran. Ba'da magrib dan subuh conversation, vocabulary, discuss, dan lainnya, jadi jangan harap habis subuh tidur lagi ya. Sore, jalanan ramai, orang pulang kursus pakai sepeda, dan suara ngaji dari speaker masjid menjelang magrib selalu dilantunkan di setiap masjid. Dan ini fiks ingatan saya serasa dikembalikan ke beberapa tahun yang lalu. Pikir saya, ini mesti banyak orang-orang Gontor yang punya pengaruh disini, karena asatidz saya banyak alumni Gontor.

PARE rasa Gontor..

Nah menurut wikipedia, konon perintis kampung inggris ini adalah Mr. Kalen Osen alumni gontor, beliau terinspirasi dengan salah satu warga Pare Kyai Yazid ibnu Thohir, yang sering dijadikan juru bicara presiden soekarno saat berkomunikasi dengan orang asing. Mr. Kalen Osen yang mendirikan salah satu lembaga kursus di Pare, sampai hari ini masih termasuk kursusan yang eksis diantara puluhan bahkan ratusan kursusan yang ada di Pare.

Ternyata bener dugaan saya, Pare rasa Gontor. Maka jangan heran jika hidup di Pare serasa jadi Alif di film 5 Menara. APA SIH

PARE rasa Gontor..


13:04 WIB
Pare, 28 Oktober 2016

Belajar, Berdasar, Sabar, ini Indonesia

Gambar : Bokori 2015
Setelah beberapa bulan 'menikmati' kegabutan menunggu wisuda, rasanya harus segera disudahi.
Menikmati yang bukan nikmatnya ternyata tidak nikmat.
Harus kembali membangun semangat, harus kembali membangun yang baik-baik.
Maka pesan Alloh lewat surat al-insyiroh adalah jelas "setelah kerjakan satu, kerjakan lainnya"
Akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampus, walau sekedar numpang internetan.

Sebelum melanjutkan pengembaraan ilmu, sebagai mahasiswa yang sudah dibimbing hingga selesai studi, sepertinya berpamitan dengan dosen pembimbing adalah hal yang lumrah.
Maka saat bertemu saya selalu memanfaatkan waktu untuk bercerita lain-lain, rencana studi, kesibukan yang sedang dilakukan, dan lain-lain.
Karena itu yang saya dapatkan arti dari silaturahmi.

Tentang rencana studi, kegiatan di luar kampus, hingga saya bercerita kegelisahan ilmu yang digeluti tidak menyentuh masyarakat pada umumnya.

Disisi lain orang yang akan bertahan adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Ini Indonesia, tidak mau muluk-muluk dan tidak mau tahu.
Percepatan elektron yang kurang lebih tiga ratusan tahun diteliti baru dapat di aplikasikan sekarang.
Nano teknologi yang terhitung lebih cepat sampai pada aplikasi sektar puluhan tahun
Juga mereka tak mau tahu.
Yang penting apa yang bisa aplikasikan.
Sehingga nyaris ILMU itu sulit dihargai

Beliau hanya tersenyum, nampaknya sempat merasakan apa yang saya rasakan.
"ya, betul apa yang kamu katakan, memang dilematis, tapi"
Lanjutnya, bahwa SAINTIS, mempertahankan ideologi adalah sebuah keharusan, tapi pragmatis dalam hal-hal tertentu juga kadang diperlukan. Ya dilema, tapi harus terus dan tetap semangat dalam menimba ilmu, jangan lupa SABAR. Karena kita hidup di Indonesia (Dr. -Eng. Mukhtar Effendi).

Saitis bermain konsep, bermain dasar, bermain akar, mempertahkan ideologi adalah sebuah keharusan.
Indonesia, aplikatif jelas lebih dihargai dari pada penemu panci sekalipun.
Ditambah lagi jika banyak menghabiskan uang negara.

Ideologi adalah pandangan dasar yang harus dipegang kuat.
Tanpanya ibarat pohon tanpa akar, tak berkembang.
Pun jika akar yang tidak kokoh, terkena angin, hujan, lalau roboh.
Akar wajib dan harus kuat, agar tumbuh dan kokoh.
oh, IDEALIS! 

Saya jadi teringat saat mulai mempertimbangkan judul skripsi.
Hmm pada akhirnya ikut terjun dalam pengembaraan magnet yang katanya sedang menjadi proyek besar bangsa ini.
Jika hanya itu....
Ah, PRAGMATIS!

Dilematis..
Tapi, mau apa kita sekarang? Lantas sudahi? Berhenti?
Nyatanya ini Indonesia, yang tentu patut kita syukuri.

Maka, empat asumsi dasar menurut Nauib Al-Atas merupakan bekal ideologis yang mesti dipegang para pencari ilmu.

1. Asusmi Teologis = Tuhan itu ada
Jika asumsi ini sudah dipegang sejak awal, maka mencari ilmu adalah proses tafakur untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.


2. Asumsi Etika = Budi yang baik

Mencari ilmu adalah sebuah proses perbaikan budi/akhlaq. Sehingga tidak ada lagi yang memalsukan data dalam penelitian, berbohong, sombong, dll.


3. Asumsi Spiritual = Semangat untuk menebar kebaikan

Manusia hidup dunia hakikatnya untuk menebar manfaat. Maka tidak ada lagi hasil pencarian ilmu digunakan untuk kejahatan.

Pada akhirnya yang pragmatis cukup METODOLOGIS, TIDAK untuk ranah KONSEP.
Sehingga proyek tidak hanya sekedar proyek.
Tetap belajar dalam kesunyian, dalam keterasingan, untuk mengokohkan akar.
Tetap belajar, tetap berdasar, jangan lupa SABAR, ini Indonesia :D




10:04 WIB

Pare, 28 Oktober 2016

Selasa, 18 Oktober 2016

Lirik & Download Lagu Generasi Berkemajuan (song Muktamar XX IPM)

GENERASI BERKEMAJUAN
Lirik : M Khoirul Huda (Ketua Umum PP IPM Periode 2014-2016)
Aransemen : Akbar Mubarak (Kader PW IPM Jawa Barat)

Waktu terus berjalan
Sang Surya semakin terang
Menerangi  negeri ini tanpa kenal lelah

Begitupun kita dan semua
Yang kita juangkan
Harus tetap melangkah demi cita-cita kita

Satu abad menanti
IPM terus berlari

Lalu kepakkan sayapnya tuk raih mimpi-mimpi
Dengan seluruh niat tekad dan semua yang kita punya
Berjuang ciptakan generasi tangguh berkemajuan

#Reff:
Pertajamlah pena
Terbanglah gapai cita
Tunjukkanlah pada seluruh dunia

Bahwa kita bisa
Bahwa kita ada
Kita adalah Pelajar Muhammadiyah








Selamat dan sukses Muktamar IPM XX
Salam,

Halida Rahmi Luthfianti
(Sekretasis Koordinator Korp Fasilitator PW IPM Jawa Tengah 2015-2017)



*Lirik lagu dikutip dari web Suara Muhammadiyah


Selasa, 11 Oktober 2016

Publikasi Berita Stadium General IMM UNSOED : Kembalikan Identitas Generasi Intelektual Muslim

 Stadium General IMM UNSOED : Kembalikan Identitas Generasi Intelektual Muslim

KLIK!





Inspirasi Ahad


Ahad, 09 Oktober 2016

Ahad pagi mungkin SUNMOR di GOR lebih menarik.
Tapi bagi kami tidak, ada yang lebih asik.
Silaturahmi membawa berkah.
Silaturahmi investasi hari esok.
Silaturahmi membawa rezeki.
Itu berdasar qur'an dan sunnah.
Maka dakwah itu harus berdasar qur'an dan sunnah namanya khoir, kalo di Muhammadiyah namanya gerakan pemurnian. Kalo cukup disitu, dakwah kurang mengakar, maka perlulah baik dengan makna ma'ruf, yakni baik juga menurut orang lain, artinya dakwah selain purifikasi juga membudaya, kalo di Muhammadiyah namanya gerakan kultural. Karena yang kuat itu, yang paling kultural.
Biar kuat dan berisi maka Muhammadiyah harus khoir dan ma'ruf.
Gitu kata pemateri Drs. Tafsir, M.Ag yang juga Ketua Umum PWM Jateng.


 Alumni, civitas akademika dan beberapa pimpinan IMM Soedirman UNSOED

Saat wawancara media

Tamu Undangan

Ahad malam, esok sudah senin, Sepertinya enak kalo tidur tidak larut malam, karena esok hari Senin.
Mulai bekerja lagi, mulai kuliah lagi, mulai sekolah lagi.
Tapi malam ini ada yang lebih asik dibanding tidur gasik.
Siapa yang tak tahu Dahnil Anzar Simanjuntak, akrab dipanggil Bang Dahnil.
Ketua Umum PP Muhammadiyah yang banyak dikenal orang luar.
Kenapa dikenal?
Kasus Siyono yang ia meninggal tak tahu sebab, sekarang terbuka sudah segala kebohongan negeri ini.
Yang membuat Pak Gubernur minta maaf, tidak cukup itu, jalan hukum masih berjalan.
Penggagas Madrasah Anti Korupi (MAK) berjamaah lawan korupsi.
Yang mengingatakan etika ruhut sitompul
Yang mengusulkan orang korupsi, jika meninggal jenazah tak dishalatkan.
dan lain-lain
Mirip detektif, apalagi kaca mata bulat yang dipakainya. Cocok
Bukan itu, tapi ini tentang geraknya, bikin merinding.

Di awal jadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, kepala dan mata sebelah kanan beliau seperti orang struk yang tidak bisa berbuat apa-apa, sampai dilarikan ke Singapura untuk pengobatan. Ada ijtihad dalam hati beliau "jika sehat nanti saya akan mengurusi Pemuda Muhammadiyah 'habis-habisan' sekuat tenaga". Merindingggg..
Sekarang nyatalah berapa kasus yang sudah di selesaikan, gerakan Pemuda Muhammadiyah yang semakin progresif.
Bagaimana dengan kita yang sehat?

Sebelum berangkat mengadvokasi Siyono, beliau izin istri dan anaknya dulu.
Anaknya namanya Ayi "Yi, kalo Abi meninggal dibunuh, tapi nggak tahu sebabnya. Gimana rasanya?"
Ayi "Gak mau bi, gak terima"
Bang Dahnil "Ada teman-temanmu yang begitu Yi, mereka ngga tahu sebab ayahnya (Siyono) dibunuh. Kalo Abi mau cari tahu alasan meninggalnya, kira-kira Ayi izinin gak? Resikonya Abi terancam dibunuh juga loh, Yi"
Ayi "Gak apa-apa Bi, Ayi bangga sama Abi"
Istrinya "Gak apa-apa Bi, kami bangga"
Merindingggg...
Anak dan istri mana yang jika taruhannya nyawa, mereka malah mendukung dan bangga?
Pasti mereka yang juga didakwahi olehnya.
Maka dakwah itu keluarga harus ikut beri kontribusi.

Setelah melakukan beberapa hal yang begitu berat konsekuensinya.
"sebenarnya saya ini siapa sih, kalo ibara lalat dipukul ya langsung mati, tapi kenapa masih harus memperjuangkan ini itu yang konsekuensinya besar? saya hanya percaya Alloh itu ada, janji Alloh itu benar. Yang menolong agama, yang akan dapat pertolongan Alloh" Bang Dahnil

Terima kasih, Ahad menginspirasi.
Semoga mereka sehat selalu.

Bersama Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak, ME